Kamis, 01 Agustus 2013

Hei, ini buat kamu. 

Apa?

Bukan. Bukan buat kamu, aku nitip, nanti aku ambil lagi ya, hatiku. 

Oh? Kenapa aku?

Karena aku percaya kamu. Kamu bisa menjaganya dengan baik. Aku yakin. 

Kamu udah tau belum?

Apa?

Aku punya penyakit. Sudah lama, parah. 

Oh ya? Aku liat kamu selalu baik-baik saja tapi. 

Iya. Aku sehat. Penyakit ini namanya lupa. 

Oh. Aku tau. Aku juga punya penyakit itu. Kita sama. Boleh ya aku titip hatiku?

Aku... Tapi aku sering lupa. 

Nggak papa. Aku yakin kamu nggak akan lupa tentang hati yang aku titipkan. 




Hei! Mana hatiku? Aku mau ambil hatiku kembali. Aku sudah menemukan tempat yang lebih baik. 

Hati? 

Iya. Aku mau hatiku kembali. 

Kamu ngomong apa sih ngggak ngerti. Bye aku masih banyak kerjaan. 


"Ternyata dia benar. Dia punya penyakit lupa, parah. Hatiku saja dia lupa. Bagaimana ini. Aku jadi nggak punya hati. Aku harus bagaimana? Harus mencari hati ke mana? Emang ada ya orang kelebihan hati, yang mau membagi hatinya denganku? Orang itu kaya sekali pasti. Aku sekarang nggak tau harus bagaimana. Harus aku ke laut, menenggelamkan diri lalu dimakan ikan? Mungkin iya, mungkin tidak. Aaa kasian banget ya dia yang punya penyakit lupa, parah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar